Semua bermula saat Agni “Agi” Malagina, Feri “Ompei” Latief, Ellen Kusuma, dan Astri “Atre” Apriyani memiliki misi masing-masing di benak mereka saat datang ke Lasem—kota kecil di Rembang, Jawa Tengah pada 2015.

Agi (Program Studi Cina FIB UI) bersama Ompei (fotografer profesional) sedang melakukan penelitian yang bakal terbit sebagai liputan khusus di Majalah National Geographic Indonesia. Sementara, Atre (travel blogger) dan Ellen (editor teks dan travel blogger) hendak menuliskan perjalanan ini di blog dan beberapa majalah.

Saat itu, tiba-tiba Ellen mengatakan, “Aku kesengsem Lasem.” Kesengsem adalah bahasa Indonesia diadaptasi dari bahasa Jawa, yang artinya “sangat tertarik hati (tergila-gila) sehingga terlupa diri; terpesona”. Maka kami pun kesengsem pada Lasem bersama Mas Baskoro ‘Pop’, Om Stephanus Hannie, Om Romy, Mas Ateng, dan warga Lasem yang kami temui saat itu!

Tidak salah, seketika tiba di Lasem, kami memang langsung jatuh cinta pada Lasem. Tidak hanya karena kesederhanaannya, tapi juga kekuatan sejarah dan keindahan bangunan-bangunan lamanya.

Lama-kelamaan warga Pecinan Lasem mendukung kami untuk menebarkan virus ‪#‎kesengsemlasem  melalui media sosial, maka lahirlah Kesengsem Lasem pada tanggal 9 Februari 2016 di Lasem. Didukung oleh Rudy Hartono, Soebagio Soekidjan, Gandor Sugiharto, Soesantio, Gus Zaim, Alex ‘Leklek’ A. Wachyudi dan stake holder lainnya di Lasem termasuk akademisi dari Arsitektur UNS Solo, Mbak Kusumaningdyah Rully dan timnya, peneliti Syerfi Luwis, Suwanti mahasiswa FIB UI, Kesengsem Lasem hadir untuk membangkitkan kecintaan warga Lasem dan diasporanya serta publik pecinta wisata seNusantara untuk ikut bersahabat dengan kata kunci: Pusaka, Pelestarian dan “semua indah pada tempatnya” yang menjadi denyut gerakan ini di Lasem.

Ini bukan komunitas eksklusif. Bukan pula lembaga yang kejur. Kesengsem Lasem adalah sebuah aktivitas, gerakan, dan perasaan untuk menjaga kelestarian warisan benda dan non benda di Lasem. Dan karena perasaan, siapa pun boleh ikut serta. Siapa saja bisa berpartisipasi dalam Kesengsem Lasem. Mari sama-sama jatuh cinta pada Lasem, dan ayo ke Lasem!

“Datang ke Lasem sekali, terbit rindunya berkali-kali,” ujar Editor Teks National Geographic Indonesia Mahandis Yoanata Thamrin.

Terima kasih kepada Didi Kasim Chief Editor National Geographic Indonesia yang telah ikut menggaungkan VIRUS BERBAHAYA, virus Kesengsem Lasem!

Salam Kesengsem Lasem

 

Tempat ngumpul: Jalan Karangturi Gang 4, No.7.