Rumah Batik Padie Boeloe didirikan oleh ayahanda Henry Ying, Widji Soeharto, pada tahun 1986. Kemudian diteruskan oleh Henry pada tahun 2011. Teknik membatik juga diturunkan dari sang ibunda, Mari, yang membuka usaha batik dengan nama keluarga, yaitu “Njo”. Peninggalan dari ayahanda adalah kain tokwi dan kain batik berwarna soft. Henry mengisahkan bahwa kain batik berwarna soft awalnya diproduksi Padie Boeloe, hal ini berawal dari kesalahan takar pada resep pewarnaan yang dilakukan oleh sang ayah. Saat ini rumah batik Padie Boeloe memiliki sekitar 20-an pembatik.
Penciptaan motif batik di rumah batik Padie Boeloe dilakukan 50% oleh Henry, 50% lagi oleh rekannya. Motif inovasi sendiri tidak terlalu sering dibuat, karena Henry mengakui bahwa motivasi awalnya mengelola Padie Boeloe adalah suatu keharusan. Menurut Henry, rumah batik Padie Boeloe tidak terlalu menonjolkan motif (menggunakan motif standar Lasem), namun lebih menonjolkan warna yang berbeda dari yang lain, khususnya warna soft. Secara umum, di Padie Boeloe terdapat dua jenis warna batik, yaitu terang dan soft. Batik warna terang adalah untuk batik yang beredar di pasaran, sementara batik warna soft (warna coklat soft dan jingga soft) adalah batik unggulan Padie Boeloe.
Kami menghadirkan seri Lilac Signature sebagai tribut untuk Widji Soeharto sang maestro warna soft dan gradasi Lila yang sempat mashyur pada tahun 1990an.
Mari bergerak bersama kami, cintai warisan budaya Indonesia, lestarikan dan berikan harapan pada komunitas!